Translate

Selasa, 03 Februari 2009

UNTAIAN HATI

Malam pekat sehabis hujan di bulan kemarau, memberikan sedikit penyejuk dalam panas gersang yang begitu berdebu merabunkan mataku hingga memerah, semerah darah, galau terasa semakin membakar mengahabiskan semua harapan tiada tersisa, meninggalkan sejuta tanya di kepala. Berujung mimpi dalam tidurku berharap akan datang sebuah keajaiban esok hari saat mentari memberikan kehangatan dunia, jiwa -jiwa kosong putih abu-abu tanpa goresan memaknai raga terlunta-lunta akan rohani yang hampa akan agama, barisan bait-bait tertulis dalam karya tangan yang terpotong akan dusta, tajam, berkarat, banyak virus yang menjangkiti para penderita yang selalu haus akan kekuasaan akan sebuah harta dunia seperti kisah rahwana dan pandawa. Malam fana yang terurai bak hilang pekat menjadikan sepasag kekasih terlarut dalam kemasyuman dunia yang sesaat, terbakar angkara terkulai, terpatri memilukan berbalas nista yang menjadikan neraka menuju masa depannya.
Entah apa yang terjadi pada pagi harii, esok, lusa ini sebuah keajaiban, keajaiban yang merubah segalanya, aral terjadi menjadi sebuah harapan terasa tanpa beban. Persoalan yang bertubi-tubi datang mendera seakan tidak kenal lelah mengejarku dari fana dunia ini. Embun merebahkan suasana yang terkulai akan panasnya mentari pagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar